Pamsimas Pekon Menyancang Pesisir Barat,Terkesan Tidak Mempunyai Manfaat Bagi Masyarakat Hanya Mengalir Dalam Hitungan Hari.

Suara Masyarakat Anti Diskriminasi

SOMASINEWS.COM LAMPUNG BARAT-Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di Pemangku Tanjung Agung I dan Pemangku Tanjung Agung II, Pekon Menyancang, Kecamatan Karya Penggawa terkesan tidak mempunyai manfaat bagi masyarakat sekitar sejak dibangun pada tahun 2019 lalu. Senin 24/05/2021.

Menurut masyarakat sekitar yang enggan disebutkan namanya saat dikonfirmasi, mengaku sejak berdirinya Pamsimas tersebut masyarakat menikmati air yang mengalir dari bak penampungan yang dibuat hanya sekitar dua hari saja, itu juga saat uji coba, setelah itu tidak pernah berfungsi lagi hingga tahun 2021.

Lalu pada saat uji coba pengisian bak penampung air menggunakan mesin untuk memompa agar air naik dan masuk kedalam bak penampungan sehingga bak bisa terisi, karena posisi bak lebih tinggi daripada sumber air yang didapat, sehingga bila tidak menggunakan alat bantu, air tidak akan naik kedalam bak penampung.

“Awalnya memang berfungsi, itu juga cuman 2 hari pada saat uji coba, setelah itu Pamsimas ini tidak lagi berfungsi sampai sekarang, pas uji coba juga pakai mesin karena kalo tidak pakai mesin airnya tidak naik karena bak nya lebih tinggi dari sumber air yang didapat”. Tandasnya.

Salah satu warga ini juga mengaku air yang didapat untuk dialirkan kepada masyarakat bersumber dari air yang tidak higienis, bagaimana tidak sumber air itu hanya diambil dari irigasi yang berada di Pekon Penggawa V Ulu yang biasa digunakan untuk mengalirkan air ke sawah warga bukan dari sejenis mata air, aliran air itu juga biasa digunakan masyarakat untuk membuang hajat seperti toilet yang pembuangannya langsung terhubung ke saluran air, maka untuk dijadikan konsumsi sehari-hari sumber air tersebut tidak memungkinkan untuk digunakan.

namun karena masyarakat juga masih membutuhkan walaupun tidak bisa dikonsumsi tapi masih bisa digunakan untuk keperluan lain seperti mencuci dan mandi, di Pemangku Tanjung Agung air sumurnya berwarna kuning jika dipakai untuk mandi sering menyebabkan gatal-gatal.

Bacaan Lainnya

“Sumber air yang didapat itu dari siring (Irigasi) yang berada di Penggawa V Ulu, siring itu juga biasa digunakan masyarakat sana untuk membuang hajat, seperti toilet yang langsung terhubung ke siring itu, makanya untuk dikonsumsi tidak memungkinkan, “. Ujarnya.

Pada saat awak media kroscek lokasi terlihat bak penampung air sudah dipenuhi lumut dan terlihat sangat kotor, dilokasi berbeda tepatnya di desa Pekon Penggawa V Ulu tempat dimana sumber air diambil, lokasi pengambilan air sudah di tutupi tanah liat tebal sehingga paralon tidak terlihat,dan beberapa paralon yang digunakan sudah banyak terputus dan hilang, sumber air yang digunakan juga saat itu terlihat kotor dan keruh.

Peratin Pekon Menyancang, Agus, mengatakan bahwa pekerjaan tersebut milik Dinas namun ia tidak ingat jelas Dinas mana, ia juga mengaku pihak dinas sudah berkoordinasi dengannya terkait pekerjaan itu, dan setelah serah terima kepada masyarakat secara otomatis tidak ada sangkut pautnya lagi dengannya dan itupun diluar tanggung jawab ia sebagai Peratin Pekon Menyancang.

“Ia saya tau pekerjaan itu, pihak dinas sudah berkoordinasi dengan saya tapi kan saya sifatnya mengetahui saja, setelah serah terima kepada masyarakat ya terserah mereka, kalo ada kerusakan itu paling gimana dari masyarakatnya saja saya ga ada sangkut-pautnya”, tandas Agus.

Namun padahal pembangunan Pamsimas itu dibantu dari dana ADD sebesar Rp80.000.000, untuk sambungan paralon rumah di 30 rumah warga.

Pada saat ditanya tentang detail material yang dibeli dari anggaran Dana Desa itu, Peratin Pekon Menyancang ini tidak mengetahuinya karena dana yang ada langsung diserahkan kepada pihak Pamsimas lalu dibelikan material, baru dikirim ke Pekon.

” Iya ada anggarannya sebesar Rp 80.000.000, tapi saya kurang tau apa aja material yang dibeli karena anggarannya langsung dikirim ke pihak Pamsimas dan mereka yang kelola langsung, yang saya tau ada paralon satu mobil dianterin kerumah”, ungkap Peratin.

Ketua pelaksana, Hifzon, saat dikonfirmasi mengatakan, terkait lamanya Pamsimas ini berfungsi sekitar kurang lebih 2 minggu, lalu setelah itu tidak berfungsi lagi disebabkan banjir yang mengakibatkan tersumbatnya saluran air yang mengarah ke penampungan.

“Pamsimas itu setau saya berfungsi kurang lebih 2 minggu, lalu setelah itu memang benar tidak berfungsi lagi karena banjir yang menyebabkan salurannya tersumbat, kalo soal pakai mesin pas mompa airnya iya benar karena hal itu untuk membuat udara didalam paralon agar keluar sehingga airnya bisa mengalir ke penampungan”, jelasnya.

Masih kata ketua pelaksana, terkait tempat sumber air yang dipilih pada awalnya bukan di tempat yang saat ini dibangun Pamsimas melainkan ada tempat yang lebih efisien tetapi pada saat tempat yang di ajukan sumber air kering dikarenakan kemarau, lalu Pamsimas ini di bangun di desa sebelah yaitu Pekon Penggawa V Ulu karena sumber yang paling dekat, aliran air yang dipilih pada saat itu sudah di lakukan tes kelayakannya oleh Dinas Kesehatan dan dinyatakan busa dipakai untuk sumber air Pamsimas.

” Sebenernya awal rencana bukan disitu tempatnya tapi berhubung saat itu sumber air yang direncakan akan dipakai masih kering karena sedang musim kemarau, di jadikanlah tempat yang sekarang yang bertempat di Pekon Penggawa V Ulu, itu juga sudah di tes kelayakannya oleh dinas kesehatan dan dinyatakan boleh dipakai, kalo masalah anggaran seinget saya itu kisaran Rp.213.000.000 kalo tidak salah”, jelasnya.

Laporan : Helayati

Pos terkait

Tinggalkan Balasan