Suara Masyarakat Anti Diskriminasi
SOMASINEWS.COM MATARAM NTB, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menetapkan bulan Oktober ini sebagai Bulan Cinta Laut. Program ini tak sekadar mengajak masyarakat membersihkan sampah di pantai, namun mendorong nelayan untuk mengambil sampah di laut dan hasilnya akan dibeli atau dikonversi sesuai harga terendah ikan saat itu.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) NTB Muslim, ST.,M.Si mengatakan, meski ditetapkan di bulan Oktober, namun pelaksanaan Bulan Cinta Laut di seluruh Indonesia menyesuaikan kondisi cuaca di masing-masing daerah. Jadi, selama satu tahun ada satu bulan yang dilaksanakan program Bulan Cinta Laut di masing-masing daerah disesuaikan kondisi cuaca.
Muslim mengatakan, program ini merupakan salah satu pengembangan dari program ekonomi biru milik KKP. Para nelayan didorong untuk membersihkan sampah-sampah plastik yang ada di laut untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem di laut.
“Menghargai nilai dari sampah yang didapatkan akibat tak melaut. Sampah akan dibeli oleh pemerintah dengan sistem harga terendah. Misalnya harga terendah ikan 10 ribu atau lima ribu saat itu, ya harga segitu kita beli,” kata Muslim kepada Suara NTB, Senin, 3 Oktober 2022.
Ia mengatakan, di Provinsi NTB pada bulan Oktober masih masuk dalam musim melaut bagi nelayan, sehingga nelayan tidak bisa diminta untuk berhenti melaut guna mensukseskan Bulan Cinta Laut tersebut. Namun saat musim barat sudah tiba sekitar bulan Desember sampai Maret, rata-rata nelayan di NTB tidak turun melaut karena cuaca yang tidak mendukung.
Di saat itulah Pemprov NTB akan meminta agar nelayan tidak turun melaut dan fokus bagaimana membersihkan lingkungan pesisir. Untuk menyemarakkan program Bulan Cinta Laut, Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokwasmas) binaan Pemprov NTB yang konsen dalam membersihkan sampah di laut akan terus diturunkan selama bulan Oktober ini untuk menjaga lingkungan laut. Terlebih Pemprov NTB sudah memberikan perahu pengawas beserta mesin kapal agar tugas-tugas mereka semakin optimal di lapangan.
“Sebagai bentuk apresiasi, kemarin Pak Gubernur memberikan perahu pengawas di Senggigi dengan panjang 11 meter lengkap dengan mesin 15 PK agar muat dalam mengangkut sampah di laut,” ujarnya.
Sementara itu di bulan Oktober ini akan dilakukan aksi bersih-bersih pantai dengan melibatkan sejumlah stakeholder terkait seperti NGO kelautan, TNI AL, Polairud dan tokoh masyarakat di kawasan Senggigi, Lombok Barat. Yang perlu disiapkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan NTB bersama dengan Kementerian KKP dalam program ini yaitu memberikan harga yang pantas untuk setiap kilo gram sampah yang berhasil diangkut oleh nelayan. Titik lokasi yang menjadi fokus program pembersihan lingkungan laut di NTB terdapat di 16 lokasi tahun 2022 ini.
(Supriyadi)