SOMASINEWS.COM TANAH DATAR — Suasana di Nagari Gurun kembali memanas. Setelah kabar pemeriksaan penggunaan Dana Desa oleh pihak kejaksaan mencuat, kini muncul dugaan bahwa Wali Nagari Gurun, Elmas Dafri, turut memainkan isu yang menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat adat.
Beberapa pemuda Nagari Gurun, seperti Hengki dan Silya Ateng, menilai munculnya berita yang menimbulkan perpecahan di kalangan ninik mamak bukan sekadar kebetulan. Mereka menduga ada kepentingan politik yang dimainkan dari balik layar.
“Sudah sering Wali bikin isu yang memecah masyarakat. Kali ini kami yakin juga ada arahannya,” ungkap Hengki dengan nada kecewa.
Selain itu, proses pencalonan Elmas Dafri yang sempat diwarnai tanda tanya kini kembali disorot. Dari surat dukungan ninik mamak yang tidak jelas asalnya, hingga ranji keturunan yang masih dipertanyakan. Bahkan, latar pendidikan Dafri ikut menuai perbincangan setelah beredar dokumen yang menunjukkan ijazah Paket C dari Tanjung Alam—bertolak belakang dengan klaim sebagai alumni SMA Negeri 2 Batusangkar.
Yang tak kalah menarik, baliho kampanye Elmas Dafri bertebaran di berbagai titik Nagari Gurun, menampilkan sederet program unggulan seperti pembangunan kantor wali nagari baru dan pengadaan ambulans nagari. Namun bagi sebagian warga, janji itu hanya tinggal tulisan di spanduk, tanpa wujud nyata di lapangan.
“Dulu bilang kantor baru dan ambulans nagari segera diwujudkan, tapi sampai kini entah di mana hasilnya,” ujar salah satu warga dengan nada getir.
Ketegangan di tengah masyarakat adat pun semakin terasa. Banyak pihak menilai gaya komunikasi Wali Nagari Gurun yang suka memainkan isu justru menjadi sumber kegaduhan baru. Sementara di saat bersamaan, aparat hukum tengah menelusuri penggunaan anggaran desa yang dinilai janggal.
Kini, sorotan publik terhadap kepemimpinan Elmas Dafri makin tajam. Dari masalah moral politik hingga transparansi penggunaan dana, semua mata tertuju ke arah Nagari Gurun.
Malam-malam di Nagari Gurun kini tak lagi tenang. Isu demi isu terus bergulir, dan bayang-bayang pemeriksaan jaksa membuat banyak pihak tak bisa tidur nyenyak – terutama sang Wali Nagari sendiri. (**)




























































