Suara Masyarakat Anti Diskriminasi
Pesisir barat-Somasinews.com Masyarakat menilai program bantuan sosial dari pemerintah ke masyarakat tidak tepat sasaran. Salah satu nya di Pekon Sukanegara Kecamatan Ngambur Kabupten Pesisir Barat diduga penyaluran bantuan sosial FMOTM (Fakir Miskin Dan Orang Todak Mampu)sanggat berbanding terbalik, Hal tersebut terbukti masih adanya orang yang mampu mendapatlan bantuan, dan yang tidak mampu tidak mendapatkan bantuan sosial apapun. Sabtu (20/02/2021).
Pasangan Suami Istri M.Toha dan Dewi Sartika, Salah satu Warga Pekon Sukanegara menyatakan bahwa dirinya mengakui tidak pernah mendapatkan bantuan apapun baik itu BST (Bantuan Sosial Tunai), BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) ataupun PKH (Program Keluarga Harapan) l, yang mana di dalam rumah nya terlihat jelas memiliki 2 anak Balita dan Lansia yang saat ini sudah stroke ringan.
“Seinget saya memang enggak pernah dapet apa apa,waktu itu cuma dapet di tahun 2019 beras 2 karung habis itu udah enggak dapet lagi, saya punya 2 anak 1 baru masuk sekolah kelas 1 SD dan ini yang kecil masih umur 3th, ngurus emak mertua juga yang udah tua sekarang udah kena stroke ringan,” Uangkapnya pilu
Selain itu, Ibu 2 anak ini pernah diminta untuk mengumpulkan kelengkapan data administrasi dari posyandu, sekolah, ktp dan kk untuk Lansia lalu yang iya mendapatkan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang tidak bisa di gunakan sama sekali karena saldo kosong.
“Pernah waktu itu di suruh kumpulin berkas, data anak saya yang sekolah, posyandu sama yang lansia udah saya urus semuanya, terus saya dapet kartu ini tapi katanya ngga ada isinya nggak bisa di pake, ada apa sebener nya pak ? kebutuhan rumah semua di dapet kerja upahan kesana ke sini saya sama suami, bukan karena kami orang mampu,” Pungkasnya.
Tak jauh dari kediaman Bapak Toha suami dari Dewi terlihat jelas perbedaan dengan kondisinya, banyak warga yang tergolong mampu atau cukup kaya justru mendapatkan dan menikmati PKH. Kondisi ini jelas merupakan kasus inclusion error (menetapkan orang yang tidak memenuhi syarat sebagai penerima manfaat). Anehnya, meski sudah berlangsung menahun, ketidakadilan ini terus dibiarkan oleh aparatur pemerintah.
Winda, memiliki rumah tembok bagus dan sedang merenovasi rumah bagian terasnya membenarkan bahwa dirinya mendapatkan bantuan PKH tersebut. “Iya saya dapet, malahan udah 2 kali ini saya dapet nya 600 ribu karna itungan dapet nya triwulan (3 bulan sekali), kalo sebelum nya dapet nya tiap bulan sekitar 450 ribuan,”Ucapnya.
Laporan : Helayati