Suara Masyarakat Anti Diskriminasi
Padang-Somasinews.com Penyekatan trotoar dijalan Niaga Kampung Pondok ternyata sudah lama dilakukan oleh Koming pemilik toko yang juga sebagai Ketua RW 3 Kelurahan Kampung Pondok Kecamatan Padang Barat, diduga dibeking oleh oknum pejabat Pemko Padang inisial AA sehingga tidak ada yang berani menegurnya.
Hal ini diungkap oleh Rasid Damarus kepada tim awak media, pada Jumat (4/6).
“Dia dekat dengan AA, oknum pejabat pemko padang yang saya duga bekingannya. AA sering duduk dikedainya hingga berjam jam,” ungkap Rasid.
“Sudah bertahun – tahun fasum itu disekatnya, warga deretan itupun Koming juga yang menyuruh untuk menyekat,” ujar Rasid yang mengaku ada warga yang menyampaikan kepadanya.
Rasid menyebut, “Koming itu sudah 6 periode menjadi RW, anaknya ketua RT, istri anaknya sekretaris. Harusnya dia tau aturan,” sebutnya.
Tim awak media melakukan konfirmasi tentang penyekatan itu kepada Koming, Koming mengatakan, “ini untuk keamanan saya,” katanya.
Ketika tim menanyakan bahwa ini trotoar, Koming malah balik bertanya, “siapa bilang ini trotoar..? tanya Koming.
Tidak sampai disitu, tim lanjut mempertanyakan kepada Koming dimana letak drainase? Dengan santai Koming menjawab, “drainase dibelakang,” jawabnya.
“Besok saya mau lihat sertifikat saya batasnya sampai dimana, setau saya trotoar yang itu (sambil menunjuk kepinggir jalan) jadi ini dulu dibangun bukan untuk trotoar, untuk orang berteduh hari hujan, kalo dibilang disekat bahkan semuanya sudah disekat dipasar gadang dan dimana – mana,” kata Koming.
Koming menjelaskan, “kalo dulu rencananya semasa Walikota Hasan Basri, ini akan dipotong karna jalan kecil akan diperbesar, jadi waktu itu mau dibikin trotoar kita ndak tau, tapi karna anggaran ndak ada ndak jadi, tentu masyarakat disini minta, kalo dipotong biayanya mana, sebab inikan rumah orang,” jelasnya.
“Belakangan terjadilah ini cagar budaya, orang Jepang pernah datang survei ketempat saya ini, dia tanya apakah ada dikasih bantuan.! Jadi kalo memang ini cagar budaya pemerintah harusnya membantu kita. Cagar budaya ini sistimnya depan ndak boleh dirobah dalam boleh, kita kan tau juga aturan,” ujar Koming.
Koming juga menyebut, “kalo ini ndak saya pagar, mungkin malam orang parkir disini, makanya setiap malam ini saya rantai, karna orang pulang cafe mabuk, tabrak pagar, siapa yang ganti,” sebutnya.
Selanjutnya tim mengkonfirmasikan tentang kedekatan Koming dengan oknum pejabat pemko padang inisial AA yang diduga menjadi bekingnya, ia mengatakan, “AA anak angkat saya, kalau ditanya soal kedekatan, sama Gubernur Mahyeldi saya juga dekat,” katanya sambil melihatkan foto sedang bersama Gubernur. (tim)